Bertatap mata, diatas ranjang
Wulan, kamu terlihat capek sekali malam ini
Wulan, kamu terlihat capek sekali malam ini
Bocah –
bocah nakal itu pasti berbuat banyak onar ya..
Hmm.. tapi
hatimu pasti bahagia
Itu kan
salah satu mimpimu selagi muda dulu..
Ingat kamu
awal kita bertemu?
Dibalik sebuah
rak buku, ditoko buku
Aku yang
tidak pernah berniat membeli, hanya mencuri ide – ide
Tapi kecolongan,
hatiku malah kau curi
Tubuhku tak
genap lagi, berminggu – minggu aku menunggu ditempat yang sama
Dasar jodoh,
kita malah bertemu diwarung soto bu Jum
Ingin aku
todongkan sendal dan kuminta lagi hatiku yg kamu curi
Tapi aku
meleleh, kamu tersenyum lebih dulu
Aku hampir
jadi partikel ketika kamu mendekat
Ah sial,
ternyata kamu yg lebih dulu mengenalku, naksir padaku
Jadi perjumpaan
kita ada settinganmu, asemlah
Kamu itu
terlalu begitu untuk begini..
Aku malu...
Ingat juga
kamu ketika pertama kali kita mendaki gede pangrango?
Bukan aku
mau pamer soal indahnya rumpun edelweis, lautan awan
Atau sekedar
mencari tempat mesum yang romantis
Peluh yang
bercucuran, nafas yang terengah, langkah yang selit – belit
Aku cuma mengajakmu
melakukan hal sulit sayang..
Karena begitulah
hidup yang mau dan selalu kita jalani
Oh tuhaan..
apa yang kusaksikan kala itu..
Senyummu tak
hilang sedari pintu rimba
Hingga kita
mengucapkan selamat tinggal
Pada jingga
matahari puncak mandalawangi
Teguh hatiku
berucap,
Aku
mencintaimu..
Sejak itu
aku yakin,
Kamu akan
seperti Khadijah yang memberikan hidupnya demi impian Muhammad
Setia dan
gigih seperti Borte mendampingi Temujin
Sudah puaskan
kamu menatapku malam ini?
Sini, aku
kecup keningmu
Tidurlah, biar
aku selesaikan dulu pekerjaan malam ini
Sampai jumpa
saat fajar sayang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar