Pages

Jumat, 28 Juni 2013

Cerita Kecil


 "Seorang pemilik toko mengirim puteranya untuk belajar tentang rahasia kebahagiaan dari pria yang paling bijaksana di dunia. Si bocah mengembara, menyeberangi gurun selama empatpuluh hari, dan akhirnya sampailah dia kesatu istana yang indah, tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang bijak itu tinggal.

"Tanpa mencari orang bijak itu dulu, pahlawan kita langsung saja memasuki ruang utama istana itu, melihat macam-macam kegiatan: para pedagang datang dan pergi, orang-orang berbincang di sudut-sudut, orkestra kecil memainkan musik yang lembut, dan ada sebuah meja yang dipenuhi piring-piring makanan terlezat yang ada di belahan dunia tersebut. Si orang bijak bercakap-cakap dengan setiap orang, dan si anak harus menunggu selama dua jam sebelum akhirnya dia mendapat perhatian orang itu.

"Orang bijak itu mendengarkan dengan penuh perhatian keterangan si anak tentang alasan dia datang, tapi berkata bahwa dia tidak punya waktu untuk menerangkan rahasia kebahagiaan. Dia menyarankan anak itu untuk melihat-lihat istana dan kembali dalam dua jam. "'Sambil kamu melihat-lihat, aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku,' kata orang bijak itu, menyodorkan sendok teh berisi dua tetes minyak. 'Sambil kamu keliling, bawalah sendok ini tanpa menumpahkan minyaknya.'" "Anak tadi mulai naik turun tangga-tangga istana, dengan pandangan tetap ke arah sendok itu. Satelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat si orang bijak berada.

"'Nah,' tanya orang bijak itu, 'apakah kamu melihat tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku? Apakah kamu melihat taman yang ditata pakar pertamanan selama sepuluh tahun itu? Apakah kamu memperhatikan kertas kulit yang indah di perpustakaanku?'" "Anak itu merasa malu, dan mengaku dia tidak memperhatikan apa-apa. Perhatiannya hanya tertuju pada minyak di sendok itu supaya tidak tumpah, seperti yang percayakan si orang bijak kepadanya. "'Kembalilah dan perhatikan duniaku yang mengagumkan ini,' kata si orang bijak.

'Kamu tidak dapat mempercayai orang kalau kamu tidak tahu rumahnya.' "Dengan lega, anak itu mengambil sendok tadi dan kembali menjelajahi istana itu, kali ini dia memperhatikan semua karya seni di atap dan dinding-dinding. Dia melihat taman-taman, pergunungan di sekelilingnya, bunga-bunga yang indah, dan mengagumi selera di balik pemilihan segenap hal yang ada di sana. Sekembalinya dia ke orang bijak itu, dia mengungkapkan secara terinci semua yang dilihatnya. "'Tapi mana minyak yang kupercayakan padamu?' tanya si orang bijak. "Memandang ke sendok yang dipegangnya, anak itu m lihat minyak tadi telah hilang.

"'Baiklah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan padamu,' kata manusia terbijak itu. 'Rahasia kebahagiaan adalah melihat semua keindahan dunia, dan tak pernah melupakan tetesan minyak di sendok.'"

Kutipan Buku “The Alchemist” - Paulo Cuehlo

Senin, 24 Juni 2013

Limitless

Such a Holy day

Missing somebody till you crying

Yeah, damn! I’m a man and crying

Point to point, view to view

Doesn’t give an expectation

Write, always write

But don’t know what I waiting for

I’m be a hotheaded guy

Thinking about how wide the universe

And why we so weak

Under the moon, with the yellow light

And the air without the wind

Tapping the keyboard

But don’t know for what

My mind, drive my body

And doing ridiculous activity

Everyday, every hours

People learn to A, but I learn to F

My best friends gone, one by one

So silent here, no conversation

No joke

Wanna say stop, but so embarrassing

I’m a guy, and never stop learning

Yeah I knew I always wrong, for everything that I’ve done

But, that was my life

And not so bad

I’m still so free, always free inside my mind

Looking for the answer of everything


limitless  

Sabtu, 22 Juni 2013

Salah Gw

Salah gw, mungkin emang sepenuhnya salah gw
gw ngerasa, dulu senyum manisnya berbeda bwt gw, tpi gw cuek
dulu ada yang merhatiin gw, tapi gw cuek
bahkan mungkin dulu ada yg gantungin harapannya sama gw, tapi gw mngecewakan

sekarang, telat
saat gw sekedar meminta waktu bicara aja sulit, salah gw
mungkin bener – bener salah kalo gw gk merasa menyesal
tapi, apa yang gw lakuin enggak sepenuhnya niat gw, gw gk bermaksud mengecewakan

ya, dulu gw ngerasa ditunggu – tunggu dan diharapkan
tapi, gw mengecewakan, dan terlalu lama sadar
dia, kecewa, mungkin
atau dia merasa gw adalah bukan

martabak malem mini luar biasa, tapi kopi gw yang aneh
ada hadiah ditas yg blm berani dan bisa gw kasih, udah cukup lama
tapi, beginilah, terlanjur salah
tapi, gw belum nyerah 

Rabu, 12 Juni 2013

Gw pengen jadi presiden

Kalo gw jadi presiden, gw gk akan poligami
kayak presiden pertama kita, .. Insinyur sutarno

Ya, kalo gw jadi presiden gw akan mengganti personel2 petrus,
jadi koregrafer, pelatih vocal ama banci salon
mereka tetep nyulik
tapi gk dibunuh, dikarantina, biar jadi boyband aja

Kalo gw jadi presiden,
sebodoh2nya gw, gw gk akan ngelepasin satu provinsipun dari NKRI
kayak yg dilakuin presiden paling jenius kita

Kalo gw jadi presiden,
gw tau diri laah, klo emng udah susah bwt ngeliat mending gk usah nyalonlaah..
Kalo gw jadi presiden, gw akan stop hobi blanja2 klo lgi diluar negri

kalo gw jadi presiden,
gw gk mau maen gitar lgi, aplagi ampe bikin 4 album
takut dikatain mainstream,

Kalo gw jadi pesiden, gw bakal hapus uang giral,
dan ukuran uang gw buat sebesar batu bata,
jadi masyarakat yang suka pamer duit itu jadi kecapekan sendiri
dan transaksi korupsi bakal lebit repot, musti bawa mobil boks


Klo gw jadi presiden, gw akan bangun perkotaan yang tinggi, biar aer dari toilet bisa digunain buat pembangkit listrik, listrik tenaga tai jatoh

Minggu, 09 Juni 2013

Why The Latest MS Office Using Calibri as Default Font

Font Times New Roman trakhir dipakai di MS Office 2003, dan selanjutnya berganti calibri, calibri paling nyaman dimata dan lebih hemat tinta waktu dicetak. Kalo ada masalah ketidakcocokan yang estetik, itu cuma faktor keterbiasaan.

Tapi kenapa format penulisan karya ilmiah masih nyuruh make Times New Roman? ya, karena emang elit pendidikan kita make Times New Roman karena cuma ngikut, kalopun mereka make calibri juga karena mengikut, akalnya belum nyampe.

Microsoft mengoreksi produknya secara bijaksana, melewati riset yg panjang
but our goverment was slowly think about it, or maybe never?