Kami
berbagi Nasi di meja makan yang sama,
dengan
seorang Bapak yang tidak banyak bicara,
Bapak yang
terlihat begitu fokus mengisi piring - piring nasi kami setiap Harinya,
Kami
mendapat porsi Cinta yang Sama, walau telah berangsur Dinamis,
Tapi
sepertinya tetap sama tiap - tiap dari kami,
Fisik kami
berbeda, begitupun Hati kami,
hingga
kami menyerap Cinta mereka dalam jumlah yang berbeda-beda,
tapi tetap
sama, dalam sudut lain
dan kami
tumbuh dengan karakter berbeda, cara pandang berbeda, dan cita - cita yang
berbeda
aku yang
pertama, wujudkan cita - cita
sekarang,
aku separuh gagal
oleh sebab
yang sama dari harapan cita - cita itu,
besok, aku
tidak akan mereka, yang kedua, ketiga, keempat, . . . , sedikitpun
tersentuh oleh keraguan, hingga kegagalan hanya dapat memantau mereka dari
kejauhan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar