Pages

Sabtu, 31 Agustus 2013

Untukmu " Kasih "

Ya, Mungkin aku memang tidak begitu mencintaimu
Besaran karsaku hanya sebatas celotehan
Aku menikmatimu lewat duniaku yang begitu aman
Memandangimu tanpa kau pernah tahu
Menggerayangimu, membelai rambutmu
Semauku, ya karena kamu hambaku
Aku tuanmu, aku rajamu, aku pahlawanmu, aku mimpimu
Kamu memujaku, kamu melayaniku, kamu budakku
Kamu memelukku, kamu mencium keningku, kamu memgenggam erat tanganku
Kamu menyeringai, menatap hangat, kamu barbaring dihangat dadaku
Kita berlari, merencanakan mimpi, bertengkar
Melompat, merayap, menatap pada senja
Apapun!, karena aku selalu berkhayal

Kasih, aku menyukaimu
Melirikmu, menciummu
Begitu hina, hanya nafsu yang aku utarakan
Sepertinya memang tak  ada cinta, hanya nafsu
Nafsu, nafsu, nafsu, mesum!

Aku tak segagah Rahwana yang berani merebut Shinta,
Tak sebodoh Romeo yang dikasihi Juliet
Dan tak menawan seperti Ali yang mempesona Muhammad
Aku pecundang, si jago onani
Aku tak bergeming didekatmu
Aku tak bernyali menantap kecil matamu
Aku gemetar, mulutku bungkam
Dadaku membuncah, tapi tubuhku lemas membiru
Hati kecilku lincah berontak, tapi tak begitu kuat
Begitu kecil untuk menghidupkan raksasa bodoh yang menaunginya

Kasih, aku berpura – pura tunduk pada tuhanku
Memujanya untukmu, mengingatnya karena mengharapmu
Munafik!, aku munafik!
Tapi aku tahu, aku mengenalNya
Dia itu Tuhanku, dialah sumber keresahan ini
Dia yang menciptakan mahluk jahat seperti dirimu!
Berkacalah!, ada dua taring meyeringai disenyummu
Oh.., tapi aku rindu
Hisaplah darahku sampai habis, bila hanya itu cintaku
Ya hanya itu, apapun
Apapun asal aku bisa menghidupimu
Jarahlah jiwaku, tubuhku
Ambil apapun semaumu, hidupilah dirimu
Tubuhku sempurna, tapi cintaku tak berharga

Tubuhmu mungil, mungkin satu tangan untuk menghempasmu
Kemarilah, rangkul pundakku
Kamu akan memyukainya, aku kudamu
Kita akan melompat dan terjatuh, terbang
Dan mati

Kasih, kemarikan jemarimu
Raba wajahku, tatap!
Ludahi!, pukul!
Percuma!, aku selalu membiru
Mati saat kau mendekat

Mendekatlah, kita bergumul
Tak apa, aku lemas
Berceritalah.., bersandarlah..
Gunakan aku, maki semaumu, hujamkan belati!
Tangisi aku,
ya memang sehina itu kegunaanku

Kasih, apakah kau mendengarnya?
Saat kau meniadakan jiwaku, apakah mendengarnya?
Ya, mungkin memang hanya seperti itu
Tidak akan pernah terdengar dari mulutku
Tidak akan sedikitpun terkorban
Karena mungkin cintaku tidak sampai hati
Mungkin aku hanya tersihir mungil matamu
Mungkin Tuhan hanya mengerjaiku
Ya, terserah Dia
Mungkin kau hanyalah alatNya
Ya, dia seperti pamer kuasa
Dia marah padaku karena terlalu sombong dengan akalku
Sial!, aku kena
Dia membodohiku, aku takluk
Ini Cinta wahai Tuhan
Alat yang paling sempurna buat menyiksa dan menyadarkan hambaMU
Oke, aku terima
Kau yang berkuasa, puaskah engkau?

Tapi demi hidupku, aku begitu menikmati siksaanMu
Ini sempurna, inikah kemegahan nikmatMu?
Hangatkan hatiku lagi Tuhan, aku ingin memberikan itu padanya
Tuhan, aku begitu rindu
Muliakanlah hidup gadis itu, dia selalu ingin terbang
Matanya bercerita padaku, berilah ia sayap
Peluk dia, hangatkan..
Aku membiru, tak sanggup melakukan itu untuknya
Tubuhku begitu dingin untuknya, mataku rabun untuk memandunya
Daratkanlah kecupanku pada keningnya, katakan pada hatinya
Aku rindu..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar