Ya,
Mungkin aku memang tidak begitu mencintaimu
Besaran
karsaku hanya sebatas celotehan
Aku menikmatimu
lewat duniaku yang begitu aman
Memandangimu
tanpa kau pernah tahu
Menggerayangimu,
membelai rambutmu
Semauku, ya
karena kamu hambaku
Aku tuanmu,
aku rajamu, aku pahlawanmu, aku mimpimu
Kamu memujaku,
kamu melayaniku, kamu budakku
Kamu memelukku,
kamu mencium keningku, kamu memgenggam erat tanganku
Kamu menyeringai,
menatap hangat, kamu barbaring dihangat dadaku
Kita berlari,
merencanakan mimpi, bertengkar
Melompat,
merayap, menatap pada senja
Apapun!,
karena aku selalu berkhayal
Kasih, aku
menyukaimu
Melirikmu,
menciummu
Begitu hina,
hanya nafsu yang aku utarakan
Sepertinya
memang tak ada cinta, hanya nafsu
Nafsu,
nafsu, nafsu, mesum!
Aku tak
segagah Rahwana yang berani merebut Shinta,
Tak sebodoh
Romeo yang dikasihi Juliet
Dan tak
menawan seperti Ali yang mempesona Muhammad
Aku pecundang,
si jago onani
Aku tak
bergeming didekatmu
Aku tak
bernyali menantap kecil matamu
Aku gemetar,
mulutku bungkam
Dadaku membuncah,
tapi tubuhku lemas membiru
Hati kecilku
lincah berontak, tapi tak begitu kuat
Begitu kecil
untuk menghidupkan raksasa bodoh yang menaunginya
Kasih, aku
berpura – pura tunduk pada tuhanku
Memujanya untukmu,
mengingatnya karena mengharapmu
Munafik!,
aku munafik!
Tapi aku
tahu, aku mengenalNya
Dia itu
Tuhanku, dialah sumber keresahan ini
Dia yang
menciptakan mahluk jahat seperti dirimu!
Berkacalah!,
ada dua taring meyeringai disenyummu
Oh.., tapi
aku rindu
Hisaplah darahku
sampai habis, bila hanya itu cintaku
Ya hanya
itu, apapun
Apapun asal
aku bisa menghidupimu
Jarahlah jiwaku,
tubuhku
Ambil apapun
semaumu, hidupilah dirimu
Tubuhku sempurna,
tapi cintaku tak berharga
Tubuhmu mungil,
mungkin satu tangan untuk menghempasmu
Kemarilah,
rangkul pundakku
Kamu akan
memyukainya, aku kudamu
Kita akan
melompat dan terjatuh, terbang
Dan mati
Kasih,
kemarikan jemarimu
Raba wajahku,
tatap!
Ludahi!,
pukul!
Percuma!,
aku selalu membiru
Mati saat
kau mendekat
Mendekatlah,
kita bergumul
Tak apa,
aku lemas
Berceritalah..,
bersandarlah..
Gunakan aku,
maki semaumu, hujamkan belati!
Tangisi aku,
ya memang sehina itu kegunaanku
ya memang sehina itu kegunaanku
Kasih,
apakah kau mendengarnya?
Saat kau
meniadakan jiwaku, apakah mendengarnya?
Ya, mungkin
memang hanya seperti itu
Tidak akan
pernah terdengar dari mulutku
Tidak akan
sedikitpun terkorban
Karena mungkin
cintaku tidak sampai hati
Mungkin aku
hanya tersihir mungil matamu
Mungkin Tuhan
hanya mengerjaiku
Ya,
terserah Dia
Mungkin kau
hanyalah alatNya
Ya, dia
seperti pamer kuasa
Dia marah
padaku karena terlalu sombong dengan akalku
Sial!, aku
kena
Dia membodohiku,
aku takluk
Ini Cinta
wahai Tuhan
Alat yang
paling sempurna buat menyiksa dan menyadarkan hambaMU
Oke, aku
terima
Kau yang
berkuasa, puaskah engkau?
Tapi demi
hidupku, aku begitu menikmati siksaanMu
Ini sempurna,
inikah kemegahan nikmatMu?
Hangatkan hatiku
lagi Tuhan, aku ingin memberikan itu padanya
Tuhan, aku
begitu rindu
Muliakanlah
hidup gadis itu, dia selalu ingin terbang
Matanya bercerita
padaku, berilah ia sayap
Peluk dia,
hangatkan..
Aku membiru,
tak sanggup melakukan itu untuknya
Tubuhku begitu
dingin untuknya, mataku rabun untuk memandunya
Daratkanlah
kecupanku pada keningnya, katakan pada hatinya
Aku rindu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar