Tolong baca
dulu artikel gw sebelumnya tentang komunis, biar nyambung.
Belakangan
gw lagi mengagumi Tan - Malaka, buku - buku, catatan sejarah, short movie, etc
dah. Waktu gw lagi gk kuat nerusin baca buku beliau yg Madilog (Materialisme -
Dialektika - Logika), iseng aja liat timeline twitter, trus tau - tau ngelink
ke youtube aja. nemu lagu Gendjer - gendjer, gw dengerin ternyata musiknya
uenak tenan (baca : enak banget). karena bahasa jawa gw kurang ngerti, jdi
langsung aja gw cari lyric sekalian chordnya. ternyata ada diwikipedia mulai
dari asal - usul lagu kepopulerannya dan bahkan sedihnya lagu itu hilang karena
isu PKI.
Kenapa ujung
- ujungnya PKI ?, iya dong Tan Malaka adalah pendiri partai Murba (Musyawarah
Rakyat Banyak) yang beraliran Komunis (baca artikel gw sebelumnya tentang
komunis). Tapi partai murba tidak berkembang. Balik lagi ke lagu genjer – genjer
menurut Wikipedia lagu genjer – genjer berasal dari banyumas dengan bahasa
Osing (rumpun bahasa jawa).
Ini lirik
lagunya
Versi asli
Genjer-genjer
nong kedokan pating keleler
Genjer-genjer
nong kedokan pating keleler
Emak'e
thole teko-teko mbubuti genjer
Emak'e
thole teko-teko mbubuti genjer
Ulih sak
tenong mungkur sedhot sing tolah-toleh
Genjer-genjer
saiki wis digowo mulih
Genjer-genjer
esuk-esuk didol ning pasar
Genjer-genjer
esuk-esuk didol ning pasar
Dijejer-jejer
diuntingi podho didhasar
Dijejer-jejer
diuntingi podho didhasar
Emak'e
jebeng podho tuku nggowo welasah
Genjer-genjer
saiki wis arep diolah
Genjer-genjer
mlebu kendhil wedang gemulak
Genjer-genjer
mlebu kendhil wedang gemulak
Setengah
mateng dientas yo dienggo iwak
Setengah
mateng dientas yo dienggo iwak
Sego sak
piring sambel jeruk ring pelonco
Genjer-genjer
dipangan musuhe sego
Terjemahan
Bahasa Indonesia
Genjer-genjer
di petak sawah berhamparan
Genjer-genjer
di petak sawah berhamparan
Ibu si
bocah datang memunguti genjer
Ibu si
bocah datang memunguti genjer
Dapat
sebakul dia berpaling begitu saja tanpa melihat ke belakang
Genjer-genjer
sekarang sudah dibawa pulang
Genjer-genjer
pagi-pagi dijual ke pasar
Genjer-genjer
pagi-pagi dijual ke pasar
Ditata
berjajar diikat dijajakan
Ditata
berjajar diikat dijajakan
Ibu si
gadis membeli genjer sambil membawa wadah-anyaman-bambu
Genjer-genjer
sekarang akan dimasak
Genjer-genjer
masuk periuk air mendidih
Genjer-genjer
masuk periuk air mendidih
Setengah
matang ditiriskan untuk lauk
Setengah
matang ditiriskan untuk lauk
Nasi
sepiring sambal jeruk di dipan
Genjer-genjer
dimakan bersama nasi
Dari liriknya
emang Cuma nyeritain tentang genjer, ya emng gitulah. Lagu ini lagu rakyat,
dimana ekspresi rakyat waktu itu begitu akrab dengan genjer sebagai penganan
sehari – hari. Yang hanya dipetik disawah – sawah dan dijual dipasar untuk
menambah pundi rezeki. Padahal genjer sangat minim akan gizi apalagi protein,
tapi apa daya hanya genjer yang aslinya hanya gulma tanaman padi yang bisa
mereka konsumsi sebagai teman sepiring nasi. Ya itulah rakyat kita sebelum
Merdeka.
Sebagai penyuka
genjer yang dicocol sambel terasi, gw begitu larut dalam romantisme music dan kepedihan
dalam lirik lagu ini. Semula lagu ini adalah lagu kesenian angklung yang syairnya
dikarang Oleh Muhammad Arif. Musiknya begitu luar biasa cerdas dibanding lagu –
lagu rakyat lain dizamannya. Nih linknya..
Vocal Lilis Suryani
Vocal Bing Slamet
Versi Dubstep Tecno By Filastine
selama
Orde baru lagu ini haram didengar, tapi sekarang bebaas….!!! Itulah yg gw
rasain lagu ini bener – bener merakyat dengan lirik yang begiru dalem dan music
yang begitu indah. Bahkan di youtube ada yang ngubah ke bahasa kamboja yg
tdinya genjer – genjer jadi Genger – genger, haha gokil. Jadi music dubstep
tecno dan orchestra. Tapi dasarnya lagu ini emang lagu bagus, siapa aja yang
nggubah tetep aja bagus, gw juga mau bikin coverannya nih.
Nah ini yg Bahasa Kamboja By Dengue Fever
Gk salah
kalo lagu ini identik dengan komunis, karena yang menjadi penggerak Komunis
adalah kaum buruh dan petani. Dimana lirik dalam lagu ini begitu dekat dengan
mereka dan menjadi symbol kepedihan mereka menjadi rakyat jelata. dan dalam
kampanye – kampanyenya PKI memang menggunakan LEKRA (Lembaga Kesenian Rakyat)
untuk mendekatkan diri ke Rakyat dan menyampaikan ideologi Komunisnya.
Lagu yang
bener – bener Indah dan ekspresif, murni, haha.. itu yg gw rasain wktu
ngedengernya. Tapi karakter keindahannya dibunuh oleh perilaku politik yang
konyol. Nah sekarang era kebebasan berekspresi, semoga lagu ini tetep
dinyanyiin sebagai lagu rakyat dan memberi kenyamanan bagi yang mendengarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar