Pages

Minggu, 25 Agustus 2013

Most Beautiful Indonesian Folk Song "Genjer - Genjer"

Tolong baca dulu artikel gw sebelumnya tentang komunis, biar nyambung.

Belakangan gw lagi mengagumi Tan - Malaka, buku - buku, catatan sejarah, short movie, etc dah. Waktu gw lagi gk kuat nerusin baca buku beliau yg Madilog (Materialisme - Dialektika - Logika), iseng aja liat timeline twitter, trus tau - tau ngelink ke youtube aja. nemu lagu Gendjer - gendjer, gw dengerin ternyata musiknya uenak tenan (baca : enak banget). karena bahasa jawa gw kurang ngerti, jdi langsung aja gw cari lyric sekalian chordnya. ternyata ada diwikipedia mulai dari asal - usul lagu kepopulerannya dan bahkan sedihnya lagu itu hilang karena isu PKI.

Kenapa ujung - ujungnya PKI ?, iya dong Tan Malaka adalah pendiri partai Murba (Musyawarah Rakyat Banyak) yang beraliran Komunis (baca artikel gw sebelumnya tentang komunis). Tapi partai murba tidak berkembang. Balik lagi ke lagu genjer – genjer menurut Wikipedia lagu genjer – genjer berasal dari banyumas dengan bahasa Osing (rumpun bahasa jawa).

Ini lirik lagunya

Versi asli

Genjer-genjer nong kedokan pating keleler
Genjer-genjer nong kedokan pating keleler
Emak'e thole teko-teko mbubuti genjer
Emak'e thole teko-teko mbubuti genjer
Ulih sak tenong mungkur sedhot sing tolah-toleh
Genjer-genjer saiki wis digowo mulih

Genjer-genjer esuk-esuk didol ning pasar
Genjer-genjer esuk-esuk didol ning pasar
Dijejer-jejer diuntingi podho didhasar
Dijejer-jejer diuntingi podho didhasar
Emak'e jebeng podho tuku nggowo welasah
Genjer-genjer saiki wis arep diolah

Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak
Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak
Setengah mateng dientas yo dienggo iwak
Setengah mateng dientas yo dienggo iwak
Sego sak piring sambel jeruk ring pelonco
Genjer-genjer dipangan musuhe sego


Terjemahan Bahasa Indonesia

Genjer-genjer di petak sawah berhamparan
Genjer-genjer di petak sawah berhamparan
Ibu si bocah datang memunguti genjer
Ibu si bocah datang memunguti genjer
Dapat sebakul dia berpaling begitu saja tanpa melihat ke belakang
Genjer-genjer sekarang sudah dibawa pulang

Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar
Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar
Ditata berjajar diikat dijajakan
Ditata berjajar diikat dijajakan
Ibu si gadis membeli genjer sambil membawa wadah-anyaman-bambu
Genjer-genjer sekarang akan dimasak

Genjer-genjer masuk periuk air mendidih
Genjer-genjer masuk periuk air mendidih
Setengah matang ditiriskan untuk lauk
Setengah matang ditiriskan untuk lauk
Nasi sepiring sambal jeruk di dipan
Genjer-genjer dimakan bersama nasi

Dari liriknya emang Cuma nyeritain tentang genjer, ya emng gitulah. Lagu ini lagu rakyat, dimana ekspresi rakyat waktu itu begitu akrab dengan genjer sebagai penganan sehari – hari. Yang hanya dipetik disawah – sawah dan dijual dipasar untuk menambah pundi rezeki. Padahal genjer sangat minim akan gizi apalagi protein, tapi apa daya hanya genjer yang aslinya hanya gulma tanaman padi yang bisa mereka konsumsi sebagai teman sepiring nasi. Ya itulah rakyat kita sebelum Merdeka.

Sebagai penyuka genjer yang dicocol sambel terasi, gw begitu larut dalam romantisme music dan kepedihan dalam lirik lagu ini. Semula lagu ini adalah lagu kesenian angklung yang syairnya dikarang Oleh Muhammad Arif. Musiknya begitu luar biasa cerdas dibanding lagu – lagu rakyat lain dizamannya. Nih linknya..

 Vocal Lilis Suryani




Vocal Bing Slamet



 



Versi Dubstep Tecno By Filastine





selama Orde baru lagu ini haram didengar, tapi sekarang bebaas….!!! Itulah yg gw rasain lagu ini bener – bener merakyat dengan lirik yang begiru dalem dan music yang begitu indah. Bahkan di youtube ada yang ngubah ke bahasa kamboja yg tdinya genjer – genjer jadi Genger – genger, haha gokil. Jadi music dubstep tecno dan orchestra. Tapi dasarnya lagu ini emang lagu bagus, siapa aja yang nggubah tetep aja bagus, gw juga mau bikin coverannya nih.


Nah ini yg Bahasa Kamboja By Dengue Fever



 

Gk salah kalo lagu ini identik dengan komunis, karena yang menjadi penggerak Komunis adalah kaum buruh dan petani. Dimana lirik dalam lagu ini begitu dekat dengan mereka dan menjadi symbol kepedihan mereka menjadi rakyat jelata. dan dalam kampanye – kampanyenya PKI memang menggunakan LEKRA (Lembaga Kesenian Rakyat) untuk mendekatkan diri ke Rakyat dan menyampaikan ideologi Komunisnya.

Lagu yang bener – bener Indah dan ekspresif, murni, haha.. itu yg gw rasain wktu ngedengernya. Tapi karakter keindahannya dibunuh oleh perilaku politik yang konyol. Nah sekarang era kebebasan berekspresi, semoga lagu ini tetep dinyanyiin sebagai lagu rakyat dan memberi kenyamanan bagi yang mendengarnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar