بَدَأَ
الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam
muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka
beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)
قِيلَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ
النَّاسُ
“Ada
yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang asing itu?” Beliau
menjawab, “Orang-orang yang berbuat baik jika manusia telah rusak.” (HR. Ahmad
13/400 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Al-Jami’ no.
7368)
Kira – kira
itu hadits yang paling gw garis bawahi dari Film Biografi K.H. Ahmad Dahlan
(Sang Pencerah) pendiri Organisasi Islam terbesar di dunia, Muhammadiyah. Itu adalah
hadits yang diucapkan oleh murid – murid beliau untuk menyemangati gurunya yang
tengah dilanda ujian.
Dikisahkan beliau adalah pemuda yang kritis sedari kecil, dan memiliki pemikiran yang melawan arus dan berpendirian teguh. Sempat dicap kafir oleh masyarakatnya, pdahal beliau hanya meluruskan kebiasaan masyarakatnya yang menyimpang, klenik dan melenceng dari tuntunan alqur’an dan hadits.
Dikisahkan beliau adalah pemuda yang kritis sedari kecil, dan memiliki pemikiran yang melawan arus dan berpendirian teguh. Sempat dicap kafir oleh masyarakatnya, pdahal beliau hanya meluruskan kebiasaan masyarakatnya yang menyimpang, klenik dan melenceng dari tuntunan alqur’an dan hadits.
Masyarakat
Jawa, khususnya Kauman, Jogjakarta waktu itu sangat dipengaruhi oleh ajaran
Makrifat syekh siti jenar (Manunggaling Kawula Gusti), namun telah jauh salah
kaprah dalam menafsirkannya. Contoh beberapa kerusakan ummat pada waktu itu
adalah seperti terkekangnya beberapa ibadah pada budaya yang membingungkan,
seperti sesaji ketika berdo’a, kebiasaan mengadakan syukuran yang lebih mengedepankan acara makan-makan
yang bahkan mempersulit orang yang hendak mengadakan acara syukuran yang
sebenanrya sangatlah sederhana dan tidak membutuhkan banyak biaya. Namun pembesar
– pembesar agama waktu itu mewajarkannya Karena telah terjadi selama puluhan
tahun.
Bahkan saat
Dahlan menjelaskan kesalahan arah kiblat Masjid Besar menggunakan Peta dan
Kompas, hal tersebut dianggap kafir oleh para ulama, karena Peta dan Kompas
buatan orang – orang belanda. Lucu, tapi saat ada seorang kyai dari megelang
menganggap modernisasi yang dibawa ahmad dahlan sebagai suatu hal yang tabu dan
kafir, dahlah bertanya “maaf kyai apakah kyai berjalan kaki dari magelah sampai
kauman?”, sang kiyai menertawakan pertanyaan dahlan, dan berkata “saya ini
tidak bodoh, buat apa bercapek – capek berjalan kaki dari magelang”, dan dahlan
nyeletuk “lah, bukannya kereta api itu juga bikinan orang – orang kafir”, sang
kyai malu dan terbungkam, lalu pergi.
Imej kyai
dan pembesar agama pada waktu itu sangat jauh dari modernisasi dan sangat
terisolir dari Kemajuan Ilmu pengetahuan. Ahmad Dahlan adalah seorang pencerha,
beliau memberanikan diri mengajarkan Agama Islam disekolah – sekolah belanda
dan mengajarkan ilmu modern di madrasah yg tadinya hanya mengajarkan tentang
agama islam. Tidak seperti kyai kebanyakan, Ahmad Dahlan berpenampilan layaknya
kaum Intelektual tidak mengenakan gamis dan tidak mengenakan alas kaki. Dikalangan
orang – orang belanda beliau memperbaiki Imej para kiyai yang terkesan bodoh
dan tidak terbuka, namun dimasyarakatnya beliau sering dicap kafir karena
dandanannya yang seperti “Sinyo Londo”.
ceritanya panjang, tontonin aja deh filmya diyoutube.
oh iya, sebenernya Muhammadiyah bukanlah organisasi politik, bahkan golongan islam tertentu. Muhammadiyah hanya organisasi pendidikan yang memberi prncerahan bagi masyarakat jawa waktu itu.
Begitulah, orang - orang yang mencerahkan itu sedikit jumlahnya, terasingkan, sering ditolak oleh masyarakat. Tapi, merekalah yang memberi pembenaran ketika kebanyakan orang luput dari kesalahan - kesalahan yang mereka lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar