Penggalan cerita Kisah 47 Ronin - John Allyn
Kota Edo - Jepang 1701
Seumur
hidupnya Oishi selalu menentang keke-rasan sesuai ajaran Budha, meskipun kadang
dia terpaksa membunuh untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, atau
membunuh hewan untuk mendapat makan. Secara pribadi, dia .menyesalkan kekejaman
yang terjadi dalam pertandingan mema-nah anjing dan dia tidak keberatan bila
olahraga semacam itu dilarang. Akan tetapi, Undang-Undang Pelestarian Hidup
yang dikeluarkan Shogun ternyata sangat merugikan. Sekarang ini binatang lebih
ber-untung dibanding manusia, dan ini membuat negeri berada di tepi jurang
kekacauan ekonomi.
Di kota,
Oishi melihat petani yang dulu sangat berhasil kini mengemis mencari kerja
karena dilarang membunuh hama yang merusak tanaman. Serigala, musang, burung dan serangga
berkeliaran dengan bebas di ladang, sementara petani hanya dapat melihat tanpa
dapat berbuat apa-apa.
Oishi tahu
bahwa unggas diperdagangkan secara diam-diam di ruang belakang beberapa toko
ter-kenal, namun pelanggaran atas undang-undang ini hanya sedikit. Bukan saja
karena perangkat adminis-tratif pemerintahan Shogun sangat berhasil dalam
menangkap para pelanggar hukum, tapi juga karena denda bagi mereka yang melukai
makhluk hidup sangat besar. Dan bila membunuh binatang, "pelaku
kejahatan" itu akan dihukum mati.
Ada
golongan lain yang senasib dengan petani. Para pemburu, pemasang jerat, dan
penyamak kulit juga beramai-ramai memenuhi kota untuk mencari nafkah. Dan yang
membuat mereka tidak berdaya adalah lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit
sementara harga makanan tak terjangkau oleh rakyat biasa karena hasil panen
tidak mencukupi. Satu-satunya yang bisa diperoleh dengan murah adalah gadis
untuk menemani tidur karena makin banyak petani yang menjual anak gadis mereka
ke rumah pelacuran.
Kebijakan yang aneh, membikin wanita lebih murah disbanding
pangan. Ada lebih konyolnya lagi latar belakang diberlakukannya undang – undang
tersebut karena sang Shogun pernah
kehilangan seorang anak - putranya yang berusia empat tahun meninggal dunia.
Dan pendetanya mengatakan bahwa untuk bisa punya putra lagi, dia harus bertobat
mungkin dia pernah menghilangkan nyawa bebe-rapa
makhluk hidup. Kau sudah tahu kalau kita tidak lagi menggunakan anjing dalam
pertandingan, itu karena Shogun dilahirkan pada Tahun Anjing, Sekarang,
membunuh anjing akan dihukum mati."
Bahkan di penggalan cerita yang lain anjing yang mati
diperlakukan selayaknya manusia, dimandikan dimasukkan kedalam peti dan dipikul
oleh dua orang manusia.
Cerita ini bisa menjadi teladan koreksi, bagi
masyarakat dan pemerintah kita bahwa seringkali dizaman yang lebih dan modern
seperti sekarang, mereka juga memberlakukan kebijakan yang serupa-sepadan
seperti penggalan cerita diatas pada zamannya.
Lucu ya, astagfirullah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar